cursor

Wavy Tail

Jumat, 19 Oktober 2012

Bukan Seandainya Kamu Tau


Seringkali aku sebelum tidur, mandangin langit-langit kamar. Tapi kali ini bukan sambil senyum-senyum sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang membayangin semua kejadian demi kejadian yang aku lewatin bareng kamu. Iya, kamu yang paling berharga buat aku. Tapi ternyata, aku gak seberharga itu buat kamu.
Rasanya aku pengen banget teriak di depan kamu biar kamu sadar, biar kamu mikir. 
Tapi gak bisa.

Yang bisa aku lakukan cuma nunggu. Nunggu kamu peka, nunggu kamu sadar. Lalu timbul pertanyaan besar dan terus berputar di benak aku sekarang.

Kamu gak peka atau gak peduli?
Kamu gak punya otak atau gak punya hati?

Aku gak pernah berharap kamu salah satu dari itu.
Tapi kenyataannya, kamu bisa aja keduanya. Gak peka dan gak peduli.

Gak kerasa, air mata menetes.

Aku masih menerawang ke langit-langit kamar. Yah, sambil berharap keajaiban datang. Gak apa keajaiban itu gak menghampiri aku, tapi minimal bisa menghampiri kamu, supaya kamu sadar, betapa besar cinta aku ke kamu.

Tapi, biarpun aku yang tersakiti sampai segininya, dan kamu gak peduli sampe segitunya,
aku bisa apa? Yah, aku tetep gak bisa kemana-mana. Cinta itu memang gak bisa kemana-mana lagi.

Keinginan move on selalu ada. Tapi yah, kamu terlalu berharga.

Ah, seandainya kamu tau sedang dicintai sebegini besarnya.
Mungkin...
Entahlah, Sebaiknya gak perlu berandai-andai.

Jadi, bukan SEANDAINYA kamu tau, tapi HARUSNYA kamu tau.


Edited,
Source: Bukan Seandainya Dia Tau - @landakgaul


Tidak ada komentar:

Posting Komentar